3. TEKAD DAN TAKDIR
Bismillahirrahmanirrahim
الحمد لله الذي بيده ملكوت كل شيء وهو على كل شيء قدير. والصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan yang penuh berkah ini, marilah kita bersama-sama meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah ﷻ, dengan terus memperbaiki hati, amal, dan niat kita dalam kehidupan sehari-hari.
Pada hari ini, kita akan membahas salah satu hikmah dari Syaikh Ibnu ‘Athaillah As-Sakandari dalam kitab Al-Hikam, yang berbunyi:
سَوَابِقُ الهِمَمِ لا تَخْرِقُ أَسْوارَ الأَقْدارِ
"Tekad yang mendahului tidak dapat menembus benteng takdir."
Hadirin yang dirahmati Allah,
Dalam kehidupan, kita sering diajarkan untuk memiliki himmah ‘aliyah (tekad yang tinggi), yaitu tekad yang mengarah pada kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah. Namun, perlu kita pahami bahwa sekuat apa pun tekad manusia, ia tetap berada dalam batas ketentuan Allah ﷻ.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
"Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut takdir yang telah ditetapkan." (QS. Al-Qamar: 49)
Manusia boleh berusaha, merencanakan, dan berdoa dengan tekad yang kuat, tetapi pada akhirnya, yang menentukan segalanya adalah Allah ﷻ. Oleh karena itu, seorang hamba yang bijak bukanlah orang yang hanya mengandalkan tekadnya, tetapi ia juga menyerahkan segala urusan kepada Allah dengan penuh tawakal.
Rasulullah ﷺ bersabda:
كُلُّ شَيْءٍ بِقَدَرٍ، حَتَّى الْعَجْزِ وَالْكَيْسِ
"Segala sesuatu terjadi dengan ketentuan dan takdir, bahkan kelemahan dan kecerdasan pun demikian." (HR. Muslim)
Hadirin yang dirahmati Allah,
Ini bukan berarti kita tidak boleh berusaha, melainkan kita harus berusaha sebaik mungkin sambil tetap menyadari bahwa hasil akhirnya berada di tangan Allah ﷻ. Sikap seorang mukmin adalah menggabungkan tekad yang kuat dengan keridhaan terhadap takdir Allah.
Sebagaimana perkataan seorang ulama:
"Jika kami menginginkan sesuatu lalu terjadi, kami bersyukur. Namun, jika tidak terjadi, kami bersyukur sepuluh kali lipat, karena itu menunjukkan kesempurnaan penghambaan kepada Allah."
Maka, marilah kita menjadi hamba yang memiliki tekad tinggi dalam beribadah, berbuat baik, dan mencari ridha Allah, tetapi juga memiliki ketundukan dan kepasrahan kepada takdir-Nya.
Semoga Allah memberikan kita pemahaman yang benar dan menjadikan kita hamba yang senantiasa ridha terhadap segala ketetapan-Nya.
والله أعلم بالصواب، أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.
Komentar
Posting Komentar