6. Ridha dengan Pilihan Allah


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

الحمد لله، الحمد لله الذي جعل القناعة غنى، وجعل الرضا سرورا وشفاء، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله، اللهم صل وسلم وبارك عليه وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah ﷻ dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Pada kesempatan kali ini, mari kita renungkan salah satu hikmah dari Kitab Al-Hikam yang mengajarkan kita tentang ridha dengan pilihan Allah.

Dalam kehidupan ini, sering kali kita berdoa dan berharap sesuatu terjadi sesuai dengan keinginan kita. Namun, ketika doa kita belum terkabul atau tertunda, muncul rasa kecewa, bahkan ada yang berputus asa. Padahal, Allah ﷻ telah menjamin bahwa doa pasti dikabulkan, tetapi dalam bentuk dan waktu yang terbaik menurut-Nya, bukan menurut kita.

Ibnu Atha'illah dalam Al-Hikam berkata:

لا يَكُنْ تأَخُّرُ أَمَدِ العَطاءِ مَعَ الإلْحاحِ في الدُّعاءِ مُوْجِباً لِيأْسِكَ. فَهُوَ ضَمِنَ لَكَ الإِجابةَ فيما يَخْتارُهُ لَكَ لا فيما تَخْتارُهُ لِنَفْسِكَ. وَفي الوَقْتِ الَّذي يُريدُ لا فِي الوَقْتِ الَّذي تُرْيدُ.

"Janganlah keterlambatan datangnya pemberian, meskipun engkau terus menerus berdoa, membuatmu putus asa. Sebab, Allah telah menjamin pengabulan doa sesuai dengan apa yang Ia pilihkan untukmu, bukan sesuai dengan apa yang engkau pilih untuk dirimu sendiri. Dan di waktu yang Ia kehendaki, bukan di waktu yang engkau inginkan."

Allah ﷻ adalah Al-Qayyum, Yang Maha Menegakkan dan Maha Mengatur segala urusan makhluk-Nya. Dia telah menentukan rezeki, ajal, dan takdir setiap hamba-Nya dengan penuh hikmah. Sebagaimana firman-Nya:

"Maka apabila telah datang ajal mereka, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya." (QS. Al-A’raf: 34)

Hadirin yang dirahmati Allah,

Ketika kita berdoa, hendaknya kita memahami bahwa doa bukan hanya tentang meminta sesuatu, tetapi juga bentuk penghambaan kepada Allah. Jangan sampai kita memaksa keinginan kita sendiri dan lupa bahwa Allah lebih mengetahui apa yang terbaik bagi kita. Rasulullah ﷺ bersabda:

*"Tidak ada seorang pun yang berdoa, kecuali ia berada di antara salah satu dari tiga keadaan:

  1. Doanya segera dikabulkan,
  2. Atau disimpan sebagai pahala baginya di akhirat,
  3. Atau keburukan yang setara dengan doanya dijauhkan darinya."*

Maka, janganlah kita berprasangka buruk kepada Allah jika doa kita belum terkabul. Sebab, bisa jadi Allah menundanya untuk waktu yang lebih baik atau menggantinya dengan sesuatu yang lebih bermanfaat bagi kita.

Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Qasas ayat 68:

"Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilih (apa yang terbaik bagi hamba-Nya). Mereka tidak mempunyai pilihan."

Hadirin sekalian,

Marilah kita belajar untuk ridha dengan pilihan Allah, karena ridha itulah yang akan mendatangkan ketenangan hati. Jangan sampai kita menjadi orang yang tamak dan tidak pernah puas, sebab ketamakan hanya akan membawa kesusahan dan kehinaan.

Sebagai penutup, mari kita renungkan perkataan seorang ulama:

"Manusia memenuhi kebutuhannya dengan berlari mengejarnya, sedangkan kami memenuhi kebutuhan kami dengan zuhud terhadapnya dan menyibukkan diri dengan Allah dari mengejarnya."

Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang selalu bersabar, bersyukur, dan ridha dengan ketetapan-Nya.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

1. HAKIKAT AMAL DAN BERGANTUNG KEPADA ALLAH

9. Variasi Amalan dan Keadaan Hati

12. Keterasingan (Uzlah) dan Pemikiran (Fikroh)