7. Janji Allah Adalah Kebenaran
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الحمد لله الذي وعد الصادقين بجنات النعيم، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله، صلوات ربي وسلامه عليه وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد:
Hadirin yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan ini, marilah kita bersama-sama merenungi satu hikmah besar dalam kehidupan kita, yaitu keyakinan terhadap janji Allah. Dalam kitab Al-Hikam, terdapat satu pelajaran penting yang berbunyi:
لا يُشَكّكَنَّكَ في الوَعْدِ عَدَمُ وُقوعِ المَوْعودِ، وإنْ تَعَيَّنَ زَمَنُهُ؛ لِئَلّا يَكونَ ذلِكَ قَدْحاً في بَصيرَتِكَ وإخْماداً لِنُوْرِ سَريرَتِكَ.
"Janganlah ketiadaan sesuatu yang dijanjikan membuatmu ragu akan janji-Nya, meskipun waktu pelaksanaannya telah ditentukan. Jangan sampai hal itu merusak mata batinmu dan memadamkan cahaya hatimu."
Allah telah berjanji, dan janji-Nya adalah kebenaran mutlak. Akan tetapi, kapan dan bagaimana janji itu terwujud, itu semua tergantung pada kehendak-Nya. Tugas kita sebagai hamba adalah beriman, bersabar, dan tidak ragu terhadap janji-Nya.
Hadirin sekalian,
Allah telah memberikan banyak contoh dalam Al-Qur’an tentang bagaimana janji-Nya selalu benar, meskipun kadang memerlukan waktu lama untuk terwujud. Salah satu contohnya adalah doa Nabi Musa dan Harun ‘alayhimas salam ketika mereka berdoa agar Fir’aun dibinasakan. Doa tersebut tercatat dalam surah Yunus ayat 88:
"Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka dan kunci mati hati mereka, sehingga mereka tidak beriman sampai mereka melihat azab yang pedih."
Namun, tahukah kita? Doa ini baru dikabulkan oleh Allah setelah 40 tahun! Ini mengajarkan kepada kita bahwa meskipun janji Allah pasti terjadi, waktunya bisa lama atau singkat sesuai dengan hikmah-Nya.
Begitu juga dengan kisah Nabi Yunus ‘alayhis salam. Beliau telah menyampaikan kepada kaumnya tentang azab yang akan turun, tetapi ketika kaumnya bertobat, Allah menangguhkan azab tersebut. Dari sini kita belajar bahwa janji Allah bisa bersyarat dan memiliki ketentuan-ketentuan yang hanya diketahui oleh-Nya.
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Sebagai orang beriman, kita harus yakin bahwa segala janji Allah pasti benar. Jangan sampai kita meragukannya hanya karena kita belum melihat hasilnya. Kita harus tetap istiqamah dalam ibadah dan keyakinan kita kepada-Nya.
Nabi Muhammad ﷺ pun memberikan contoh bagaimana seharusnya kita berpegang teguh pada janji Allah. Dalam Perjanjian Hudaibiyah, para sahabat sempat merasa kecewa karena tidak bisa langsung memasuki Mekah. Namun, Rasulullah ﷺ meyakinkan mereka dengan sabda:
"Apakah aku mengatakan kepadamu bahwa itu terjadi pada tahun ini?"
Akhirnya, setahun kemudian, janji itu pun terwujud dengan peristiwa Fathu Makkah.
Maka, marilah kita perkuat keyakinan kita kepada Allah. Jangan biarkan hati kita dipenuhi keraguan. Bersabarlah dalam menunggu janji Allah, karena Dia pasti akan menepatinya pada waktu yang paling tepat dan dengan cara yang terbaik.
Semoga Allah meneguhkan hati kita dalam iman, menjauhkan kita dari keraguan, dan menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang senantiasa yakin akan janji-Nya. Amin, ya Rabbal ‘alamin.
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Komentar
Posting Komentar