11. KEHINAAN DI MATA MANUSIA, KEMULIAAN DI SISI ALLAH
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على سيد الأنبياء والمرسلين، وعلى آله وصحبه أجمعين.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah ﷻ atas segala nikmat yang diberikan, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad ﷺ, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Pada kesempatan kali ini, saya ingin menyampaikan sebuah nasihat singkat tentang "Kehinaan di Mata Manusia, Kemuliaan di Sisi Allah."
1. Kehinaan Bukanlah Keburukan
Dalam kehidupan dunia, sering kali kita mendambakan popularitas, pujian, dan penghormatan dari manusia. Kita ingin dikenal, dihormati, dan dianggap sebagai orang yang memiliki kedudukan tinggi. Namun, tahukah kita bahwa dalam Islam, ada sebuah nilai yang justru berbanding terbalik dengan keinginan tersebut, yaitu kehinaan di mata manusia?
Kehinaan yang dimaksud bukanlah kehinaan karena dosa atau maksiat, tetapi ketidakterkenalan, keterasingan, atau tidak dipedulikannya seseorang oleh manusia karena memilih jalan keikhlasan. Seorang hamba yang rendah hati, yang tidak mengejar popularitas, justru sering kali lebih dekat kepada Allah ﷻ.
Dalam sebuah hikmah disebutkan:
"Kuburkanlah keberadaanmu di tanah kehinaan, karena sesuatu yang tumbuh tanpa dikubur tidak akan sempurna hasilnya."
Artinya, seorang hamba hendaknya menyembunyikan amalnya, tidak mencari ketenaran, dan tidak mengharapkan pujian manusia. Sebab, buah dari keikhlasan hanya bisa dipetik ketika seseorang benar-benar mengubur hawa nafsunya dan membiarkan Allah yang meninggikannya.
2. Keutamaan Orang yang Tidak Dikenal
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Bisa jadi seseorang yang rambutnya kusut, berpakaian lusuh, dan dihindari oleh pandangan manusia, namun jika ia bersumpah atas nama Allah, maka Allah pasti akan mengabulkannya." (HR. Muslim)
Hadis ini menggambarkan bahwa ada orang-orang yang tampak hina di mata manusia, tetapi begitu mulia di sisi Allah. Mereka tidak dikenal, tidak populer, bahkan mungkin dianggap remeh oleh masyarakat. Namun, doa mereka mustajab, karena hati mereka bersih dan penuh keikhlasan.
Suatu ketika, Rasulullah ﷺ bertanya kepada seorang sahabatnya tentang dua orang yang lewat di hadapannya. Yang pertama adalah orang miskin dan yang kedua adalah orang kaya.
Sahabat itu berkata bahwa si miskin adalah orang yang jika melamar, lamarannya akan ditolak, dan jika berbicara, suaranya tidak akan didengar. Sedangkan si kaya adalah orang yang jika melamar, pasti diterima, dan jika berbicara, pasti diperhatikan.
Lalu Rasulullah ﷺ bersabda:
"Orang miskin ini lebih baik dari seisi bumi yang dipenuhi orang seperti orang kaya itu."
Ini menunjukkan bahwa kemuliaan di sisi Allah tidak diukur dari kekayaan, kedudukan, atau popularitas, tetapi dari ketakwaan dan keikhlasan hati.
3. Menjaga Keikhlasan dengan Menjauhi Popularitas
Popularitas adalah ujian yang berat. Seorang ulama berkata:
"Kehinaan adalah nikmat, tetapi hawa nafsu membencinya. Sedangkan popularitas adalah bencana, tetapi hawa nafsu menginginkannya."
Banyak orang berlomba-lomba untuk terkenal, tetapi sedikit yang sadar bahwa ketenaran bisa menjadi sebab kesombongan, riya, dan ujub. Oleh karena itu, para ulama dan orang-orang saleh lebih memilih untuk tidak dikenal, agar hati mereka tetap bersih dan ikhlas dalam beribadah.
Salah satu kisah yang menarik adalah tentang seorang murid Abu Yazid Al-Busthami yang selama 30 tahun beribadah, tetapi tidak merasakan ketenangan hati. Ketika ia bertanya kepada gurunya, Abu Yazid berkata:
"Engkau masih terhalang oleh dirimu sendiri. Jika engkau ingin meraih keikhlasan, maka hinakanlah dirimu di mata manusia, hingga hawa nafsumu mati dan jiwamu hidup."
Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa ego dan keinginan untuk dihormati adalah penghalang terbesar dalam perjalanan spiritual.
Penutup: Menjadi Mulia di Sisi Allah
Hadirin yang dirahmati Allah,
Marilah kita belajar untuk merendahkan hati dan menguburkan hawa nafsu kita di tanah kehinaan. Janganlah kita mengejar pujian manusia, karena pujian mereka tidak akan menambah nilai di sisi Allah. Jangan pula kita takut akan celaan manusia, karena celaan mereka tidak akan mengurangi kemuliaan kita di hadapan-Nya.
Semoga kita semua termasuk hamba-hamba yang ikhlas, yang tidak mengejar popularitas, tetapi hanya mengharap ridha Allah ﷻ semata.
آمين يا رب العالمين.
وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.
Komentar
Posting Komentar